Catatan Fakhruddin Halim
27-05-2021
KINI mereka sudah remaja. Melanjutkan pendidikan di sejumlah pesantren. Beberapa sahabat mereka lainnya berhalangan hadir dan ada pula yang sudah kembali ke pesantren.
Calon-calon pemimpin, insyaAllah generasi Khoiru Ummah.
Saya menyimak mereka bercerita tentang pengalaman selama di pesantren masing-masing.
Inspiratif, asyik, menyenangkan, penuh dengan perjuangan dan ada pula yang membuat saya harus menahan tawa, sebab ada kisah-kisah lucu yang mengingatkan saya pada film “Negeri 5 Menara”.
Petang itu Gaga, Ghozi, Abdullah dan Fardan (kini melanjutkan ke Mesir), menghadiri undangan saya. Selain empat remaja ini, saya juga mengundang Yusuf dan yang lainnya. Namun berhalangan hadir.
Petang itu kami semacam melepas kangen sembari menyantap hidangan yang telah disiapkan istri.
Saya menanyakan ke salah satu remaja ini, tentang dua kawan lainnya yang tidak ikut petang ini. Dua kawannya itu satu pesantren dengan dia di seputaran Jabotabek.
Selain itu, saya banyak bertanya ini dan itu pada mereka, soal hal-hal ringan seperti kalau pas waktu libur apa saja kegiatannya. Mulai dari pagi hingga malam.
“Main bola, istirahat, macam-macamlah. Intinya bebas,” kata salah seorang.
Saya pun kembali menanyakan soal dua kawannya yang tidak hadir itu. Bagaimana dengan hobynya mencari ikan. Apakah bisa tersalurkan?
“Iya bisa mancing pas libur,” ujarnya.
Bahkan, lanjutnya, mereka bertiga yang sama-sama dari Bangka itu pernah menghabiskan ikan satu empang kecil ikan gurami ludes mereka pancing hingga beberapa ember.
“Tidak sekaligus, kini ikannya habis,” katanya tersenyum.
Hasilnya mereka goreng dan panggang bersama santri lainnya di pesantren.