Hari-Hari Pulau Rempang Jangan Rempong

Warga Pulau Rempang terlibat bentrok dengan aparat. Tangkapan video SCTV di kanal Youtube Liputan6.

Catatan Narlswandi Piliang

SEBULAN lalu di sebuah lembaga negara, saya terlibat perbincangan hangat dengan seorang pejabat. Ia kaliber bintang tiga. Usianya sama dengan saya, kelahiran 1964. Ia menjelaskan baru saja pulang dari Pulau Rempang, Kepri, menemani seorang taipan bos grup usaha besar, plus Menteri Investasi.

“Sebuah perusahaan Cina akan melakukan investasi industri kaca terbesar di sana,” katanya.

Apakah perusahaan itu Xin Yi?

“Benar,” jawabnya.

Saya lalu teringat kepada sosok muda Vyndiarto Purbalinarko, akrab disapa Yanto. Ia telah melakukan terobosan besar bagi kawasan di Sadai, Bangka Selatan. Sebuah proyek raksasa skala konglomerasi telah sejak 10 tahun terakhir ditekuninya.

Baca Juga  Bang Jamal, Doel Moeloek & Mantan Tunang

Kini ia memiliki kawasan pelabuhan dan industri Sadai melalui PT RBA, Badan Udaha Pelabuhan (BUP) sendiri tidak di bawah Pelindo. Lokasinya di kawasan pelayaran di LK1. Peruntukan lahannya 3.000 hektar di darat Sadai dan 5.000 hektar di pulau di depan Sadai berjarak 7 menit saja menyeberang 5.000 hektar.

Perijinannya lengkap.

Pemerintah telah membangunkan pengolah limbah B3 di lokasi, plus air bersih di Sadai.

Bila saja Covid tiada, Sinomach, Cina, sudah beroperasi melakukan hilirisasi Timah. Sepuluh kontainer barang investasi awal Covid telah datang. Covid mendera, recana investasi US $ 100 juta Sinomach belum jadi meletakkan batu pertamanya oleh Presiden Jokowi.

Baca Juga  Pesantren, Berproduk dan Berjasa Masuk Pasar

Pun, nah ini, Xin Yi, telah lebih dulu melakukan MOU, dengan PT RBA, hendak melakukan investasi industri kaca terbesar. Di Cina Xin Yi masuk lima besar industri kacanya. Alasannya memilih Sadai kala itu karena silika Babel memadai potensinya. Letak kawasan pun samgat strategis.

Sayangnya cerita 4 tahun lalu soal Xin Yi ini tertunda karena alasan suplai gas.

Padahal kalau hal ini difokuskan, agaknya, gas bisa diambil dari Gresik, Jambi. PGN bisa membangunkan pipa ke Sadai, dan atau pihak swasta laksana Sembawang Corp, mengalirkan gathering station gas Jambi dan Sumsel mengalirkan ke Singapura.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *