Hingga Pertengahan 2025, Petani Kepoh 3 Kali Gagal Panen Akibat Banjir, Proyek Tanggul 2023 jadi Mubazir

AYOBANGKA.COM, Toboali – Petani di Desa Kepoh, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, mengeluhkan persoalan banjir di areal persawahan mereka yang nyaris terjadi setiap hujan deras turun.

Kondisi ini sangat memengaruhi produksi dan pendapatan masyarakat petani setempat. Di lahan yang semestinya siap panen, justru tumbuh genangan—bukan padi.

Bahkan akibat banjir yang kerap berulang, misalnya saja di awal hingga pertengahan tahun 2025, petani mengaku telah tiga kali mengalami gagal panen.

Keluhan ini disampaikan kepada sejumlah anggota DPRD Bangka Belitung, Rina Tarol, didampingi Musani dan Fery, Senin (23/6), yang turun ke lokasi merespon keluhan petani setempat.

Baca Juga  Rebo Kasan, Daya Tarik Tradisi dan Kebersamaan Masyarakat Air Anyir

Haji Andi alias Keling, Salah satu petani mengaku mengalami kerugian karena tanaman padi terendam dan gagal panen. Beberapa lahan bahkan terpaksa dipanen dengan menaiki kapal speed karena ketinggian air mencapai dada orang dewasa.

“Sudah beberapa kali kegagalan (panen) dan kebanjiran. Tahun ini sudah tiga kali (gagal panen) dari beberapa kali penanaman karena banjir,” keluhnya, menyampaikan persoalan tanggul yang dibangun pemerintah tak mampu menahan luapan air.

“Kami harap pihak pemerintah, khususnya BWS, kalau bisa segera memperbaiki permasalahan dam (tanggul) dan normalisasi saluran irigasi yang ada di persawahan Kepoh. Tidak ada lain,” ungkap dia.

Baca Juga  Pj Bupati Bangka Akan Digantikan, Isnaini : Kabupaten Bangka Harus Lebih Maju

“Itu kondisi airnya meluap. Itu dalam kondisi hujan yang lumayan besar debit airnya dan ditambah pasang air laut itu masuk, dam (tanggul) ini kurang tinggi. Kita minta ditinggi lagi. Kemudian normalisasi saluran irigasi,” ia lanjut menceritakan.

Alih-alih menyelesaikan masalah, struktur tanggul yang dianggap efektif atau terlalu rendah justru dianggap tak menyelesaikan persoalan dan terkesan sia-sia.

Ia pun menyampaikan, petani setempat berharap tanggul tersebut menjadi perhatian serius.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *