Kejokowian Dulu, Kini ada di Suganda, PJ Gub Babel

Narliswandi Piliang dan Pj Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Suganda Pandapotan Pasaribu. foto: istimewa.

Oleh Narliswandi Piliang

Pesawat Garuda,  dari Pangkalpinang, Bangka, siang tadi pintunya jelang ditutup. Sesosok bapak, bertongkat  masuk. Ia duduk di kanan saya, lalu melipat tongkatnya. Walau baru menjabat PJ Gubernur Bangka Belitung (Babel), sejak  1 April 2023 lalu, saya telah duluan menyimak wajahnya sebagai Sekjen Ombudsman RI, di media.

Saya mengenalkan diri lalu bertanya ihwal kakinya. “Telapak kanan seperti lemah, sakit untuk menginjak,” ujar Suganda Pandapotan Pasaribu, nama lengkapnya.

Saya bertutur dua bulan lalu kena syaraf terjepit di bagian ekor tulang Lumban 5. Lebih sebulan pun bertongkat. Alahamdulillah melalui dua kali akupuntur dan tiga kali totok syaraf kembali pulih. Di saat saya sakit, di paha kiri terasa seperti ada paku bengkok, bila berdiri, bak meluruskan paku di dalam daging. Saya dapat merasakan ngilunya kakinya.

Baca Juga  Bang Jamal, Profesor Jenaka dari Pulau Bangka

Ngobrol selama empat puluh menit di udara Garuda bersama Suganda, mengingatkan kepada sosok pernah saya temui, lalu tulas-tulis, sejak 2009 awal.  Dia adalah Walikota Solo, Joko Widodo, tiga belas tahun lalu. Orangnya bersahaja. Tanpa menyebut istilah blusukan, Gubernur ini turun ke bawah, riil!  Ia tak sungkan tidur di desa di rumah penduduk.

Akibat laku mencium keringat rakyat langsung itu, di Bangka Tengah ia menemukan orang dipasung 25 tahun sangat tak manusiawi, bergelimang kotoran sendiri. Ia urus perawatan dimasukkan ke RSJ.

Baca Juga  Timah Indonesia: 271 Vs 2700 (Refleksi Menyambut International Workers Day)

Saya mengkonfirmasi ke kawan-kawan di Bangka, penemuan Pak Gub ini. Salah seorang wartawan senior di Bangka, mengatakan bila  penemuan PJ itu bukan hanya satu  orang gila tak terurus tapi banyak, dan gubernur melakukan terobosan.

“Begitu saya duduk menjabat, dapat data Babel salah satu provinsi stunting tinggi, “ ujarnya.

Saya tuturkan penemuan anak bangsa, mengolah daging Ikan Gabus, mengandung Albumin untuk asupan, signifikan mengatasi stunting. Saya berjanji mencarikan CSR, bagi dibagikannya “obat” makanan asupan itu.

Baca Juga  Hari-Hari Pulau Rempang Jangan Rempong

“Kini sejatinya selama 90 hari sudah ada program memberikan tambahan makanan kepada  anak stunting. Sebelumnya program itu tak ada.

Angka kemiskinan juga tinggi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *