Lelaki di Sudut Lorong
Oleh: Erwin Basrin
Aku masih terlalu kecil untuk mengingat semua tentang lelaki di sudut Lorong.
Lelaki pada suatu pagi berlalu ketika kami ingin bermain peluk
Sorenya pulang mengusap keringat dengan bahu merah tergores luka.
Sak-sak semen yang menghasilkan receh kau pikul agar kami bisa berlari riang menuju warung tetangga. Sebagai lelaki kau ajari kami tentang cinta, pengorbanan dan keiklasan bukalah romantisme sentimental apalagi picisan.
Aku masih terlalu kecil untuk mengingat semua tentang lelaki di sudut Lorong.
Lelaki yang mengusap keringat keluar dari tubuhku sementara pakaianmu basah akan keringatmu sendiri. Lelaki memayungiku dengan pelepah pisang demi melindungi diriku akan teriknya matahari siang, sementara dirimu menantang panasnya sang raja siang dengan tersenyum penuh arti.
Aku masih terlalu kecil untuk mengingat semua tentang lelaki di sudut Lorong.
Lelaki yang di raut wajahnya tersirat guratan sejuta pengalaman.
Kerut-kerut di wajahmu menggambarkan sejarah perjuangan.