Menkominfo Dorong PWI Adopsi IPR 

Oleh Fakhruddin Halim

MENTERI Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyambut baik gagasan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) bersama ekosistem media untuk mengadopsi Intellectual Property Right (IPR) dalam pengelolaan media di tengah disrupsi teknologi.

Menteri Johnny mendorong gagasan itu direalisasikan dalam bentuk legislasi primer yang bisa mewadahi dinamika konvergensi dan koeksistensi media.

“Kita perlu punya legislasi primer yang memungkinkan konvergensi dan koeksistensi dengan tetap memperhatikan intellectual property right. Saya menyambut baik sekali gagasan PWI untuk menyelesaikan ini bersama dengan ekosistem media dan kita melakukan benchmarking,” ujarnya dalam webinar Safari Jurnalistik yang berlangsung virtual, dari Jakarta, Kamis (12/08/2021).

Baca Juga  Gerakan Kemitraan Inklusif UMKM Babel

Menurut Menkominfo, konvergensi dan koeksistensi menjadi salah satu kunci bagaimana mendalami IPR, sehingga dapat memberikan intensive property right benefit dan publisher right benefit.

“Ini perlu dan saya kira Pak Atal (Ketua PWI Pusat Atal Sembiring Depari), kita sudah berbicara cukup lama, ini perlu kita tuntaskan,” ungkapnya.

Menteri Johnny menyatakan ada beberapa negara bisa menjadi benchmark, meskipun belum sepenuhnya menyiapkan legislasi primer yang memungkinkan konvergensi dan koeksistensi kehidupan mainstream media dan the new e-commerce.

“Siapa saja the new e-commerce?Over the top platform-platform digital dengan kemampuan teknologi, sumber daya manusia dan pembiayaan yang luar biasa kuat dan besar, dan media sosial dengan gaya berpikir dan jangkauan yang luar biasa luasnya ekstrateritorial bahkan ekstra yudisial, terobos kemana-mana, borderless,” imbuhnya

Baca Juga  Pakai Ilmu Belitong, Doktor Ini “Terbang” di Padang Lumut

Menkominfo menjelaskan beberapa negara baik di Asia Pasifik bahkan Eropa telah mulai menyiapkan legislasi primer dalam rangka menjaga dan mengatur konvergensi dan koeksistensi media. Dalam mewujudkan hal tersebut, perlu kerja sama ekosistem media baik di tingkat nasional hingga lokal.

“Saya bicara dalam arti yang seluas-luasnya, seperti media mainstream, media nasional yang juga banyak levelnya, yang tidak nasional juga ada sampai di tingkat lokal, komunitas dan garis-garis depan wartawan yang berada di seluruh pelosok tanah air, bahkan di wilayah-wilayah yang luar biasa beratnya wartawan itu hadir,” paparnya.

Baca Juga  Gaduh Tuan Purbaya Duit Pemprov Babel Mengendap Rp 2,10 Triliun, Siapa Tanggungjawab?

Konsekuensi Disrupsi

Dalam Safari Jurnalistik yang sudah berlangsung berkala selama satu dekade itu, Menteri Johnny menilai disrupsi teknologi dan dampak pandemi Covid-19 mempengaruhi dan mengubah keseluruhan kehidupan masyarakat.

“Tidak ada pilihan yang lain, pilihan kita adalah adaptasi dan agility kita untuk menyesuaikan terhadap perubahan yang besar sebagai dampak dari dua hal tersebut. Kita tidak bisa menghindar dari situ, yang menjadi tugas kita sekalian adalah melakukan adaptasi dan kecepatan menyesuaikan arah baru, agility. Itu dasarnya,” jelasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *