AYOBANGKA.COM – Stunting bukan hanya menjadi tanggung jawab kader posyandu yang setiap hari bertugas memantau gizi anak dan ibu hamil, namun menjadi tanggung jawab seluruh pihak demi mewujudkan generasi emas 2045.
Hal ini yang disampaikan Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kepulauan Bangka Belitung, Maya Suganda Pasaribu saat mengisi materi pada Sosialisasi di Ruang Rapat Kantor Camat Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Senin (18/9/2023).
Saat ini Pemerintah Provinsi Babel sedang mengupayakan adanya bantuan bagi penanganan stunting dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) berupa penghasilan tambahan dalam bentuk belanja untuk kebutuhan sehari-hari. Penerima Masyarakat akan menerima Rp350.000 selama 3 bulan.
“Pada pemberian bantuan ini kita melibatkan dinas sosial dan PT Pos supaya bisa di distribusikan dengan benar. Kemudian pengurus PKK dan Kader Posyandu akan mengajarkan memanfaatkan bantuan ini supaya bisa jadi PMT (pemberian makanan tambahan) dengan bahan lokal,” ungkap Maya.
Ketika PMT lokal dimanfaatkan maka dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar juga. Untuk memproduksi PMT dengan kondisi nutrisi cukup dibutuhkan bahan-bahan makanan yang baik. Hal ini dapat dipenuhi dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di daerah tersebut sehingga bantuan pemerintah ini dapat memutar roda ekonomi masyarakat.
“PMT ini adalah cara instan untuk menyelesaikan masalah stunting. Namun apakah selesai? Belum tentu. Stunting dapat terjadi karena banyak faktor. Minimnya pengetahuan ibu hamil, ekonomi, pola hidup, ataupun pernikahan dini. Tergantung. Tiap daerah memiliki masalah-masalah yang berbeda. Sembari kita memberikan PMT, penyebab dari stunting ini harus kita evaluasi dan selesaikan bersama,” ungkapnya.





