Pj Bupati Bangka M Haris Panen Timun di Desa ‘Holtikultura’ Puding Besar

Pj Bupati Bangka M Haris saat panen timun didampingi PPL Zulpandi, Ketua Poktan Serdadu Suhari dan Ketua Poktan Prasejahtera H. Leo Iskandar, Sabtu (12/11/2023). foto: ist.

AYOBANGKA.COM – Salah satu program Pj Bupati Bangka, M Haris adalah mendorong kemajuan di sektor pertanian. Upaya ini harus dilakukan agar masyarakat menjadikan pertanian sebagai salah satu sumber ekonomi yang bisa diandalkan.

Hal ini diungkapkan M Haris saat ikut panen perdana Timun di kebun milik Suhari, Ketua Kelompok Tani “Serdadu” Desa Puding Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Bangka, Sabtu (11/11/2023).

Kedatangan M Haris ke lokasi mendadak setelah mengetahui informasi ada warga yang akan panen perdana timun. Hal ini dilakukan M Haris dalam upaya mendorong Desa Puding menjadi Desa Agro Wisata.

Baca Juga  Tim Penyelesaian Soal PT Foresta Bahas Perbedaan Data Antar Anggota

Diketahui Desa Puding Besar adalah sebagai Desa Holtikultura. Perpaduan inilah yang akan dikembangkan di Desa Puding Besar. Saat panen, Haris didampingi PPL setempat Zulpandi, Suhari, dan Ketua Poktan Prasejahtera, H. Leo Iskandar atau bisa disapa Haji Fren.

“Dari dulu saya berharap ada desa agro wisata di Kabupaten Bangka nah kedatangan saya ini untuk membekan semangat kepada petani,” kata M Haris.

Desa Puding menurut M Haris memiliki kultur masyarakat petani dari sejak dahulu dan turun temurun sampai saat ini. Mereka perlu bimbingan dan dorongan agar terus semangat dalam bertani. Sebab pertanian jika benar-benar diolah dengan baik hasilnya sangat menjanjikan.

Baca Juga  Tekan Harga Tiket, Citilink Tawarkan Skema Revenue Flight ke Pemprov Babel, Begini Penjelasannya

“Kalau sekarangkan banyak warga bertanya hanya untuk mencukupi kebutuhan nah kita dorong agar hasilnya dapat menunjang ekonomi mereka,” kata M Haris

Apalagi menurut M Haris kondisi dan karakteristik tanah di Desa Puding sangat cocok untuk pertanian dan tidak ada timahnya.

Berbeda dengan wilayah lainnya dimana pertanian dilibas oleh pertambangan timah yang merusak lahan lahan pertanian.

“Di sini tidak ada timahnya, masyarakat juga masih bertani ini yang harus kita semangati. Apa yang bisa dibantu pemerintah daerah kita bantu mereka butuh apa,” kata M Haris

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *