PROGRAM rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang-segitiga terumbu karang inisiatif Bank Pembangunan Asia (Coremap-CTI ADB), berakhir pada bulan Agustus ini.
Namun sejumlah kegiatan dalam program itu telah membuka peluang ekonomi sekaligus upaya perlindungan lingkungan hidup di tingkat tapak, khususnya di Nusa Penida, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.
Juniarty, pengurus pengolah dan pemasar hasil laut (Poklahsar) Jaring Mairo Sumbawa Barat mengatakan, program Coremap-CTI ADB telah memberikan semangat kepada masyarakat setempat untuk memperkuat dan mengembangkan peluang ekonomi.
Melalui sejumlah pelatihan dan pendampingan, mereka mengetahui bahwa produk perikanan yang telah diolah mempunyai nilai jual lebih tinggi di pasar. Semangat berkarya semakin meningkat ketika 8 kelompok yang tergabung dalam Asosiasi Pemasar Gili Balu mendapat bantuan 18 alat penunjang produksi.
Menurut Juniarty, semangat itu terlihat dari pengembangan produk dari yang awalnya hanya 5 jenis, kini telah mencapai 15 jenis produk makanan. “Seperti stick rumput laut, sambal gurita, permen rumput laut, keju ikan, bakso ikan, tuna sambal ijo dan lain sebagainya,” sebutnya ketika ditemui Mongabay di Jakarta, Selasa (15/8/2023)
Produk-produk olahan itu kemudian dipasarkan melalui media sosial. Nyaris tiap hari selalu ada pemesan. Sehingga, melalui keuntungan yang didapat, kata Juniarty, masyarakat setempat semakin memahami pentingnya melindungi lingkungan hidup, yang merupakan sumber bahan baku bagi perekonomian mereka.
I Nyoman Sudiatmika, pendiri kelompok masyarakat Sandu Care mengungkap, dukungan Coremap-CTI ADB membantu mengembangkan sabun berbahan rumput laut. Usaha yang telah ia gagas sejak masa awal COVID-19, semakin meningkat dari sisi produksi dan jenis, karena bantuan alat produksi maupun pelatihan.
Selain pelatihan dan dukungan alat produksi, Coremap-CTI ADB juga membantu dalam aspek pengembangan jaringan pemasaran.
Dampaknya, produksi yang semula hanya dikisaran 10-15 liter per harinya, kini telah mencapai 60-80 liter per hari.
“Sangat dibantu ICCTF ( Indonesia Climate Change Trust Fund ), lewat partnernya, salah satunya Bali Budha, toko yang terkenal dengan herbalnya, organiknya. Itu kami terima karena dukungan dan rekomendasi ICCTF. Nilai produknya meningkat berkali-kali lipat,” terang Nyoman.
Oleh karena itu, dia mendorong masyarakat setempat untuk melakukan perlindungan ekosistem laut di daerahnya. Sebab, dampaknya tidak hanya dirasakan pengusaha rumput laut, tetapi juga petani, penggarap, dan masyarakat luas.
Inovasi Pembangunan
Sejak Maret 2020, Coremap-CTI ADB telah diterapkan di tiga lokasi, di antaranya Nusa Penida, Gili Matra dan Gili Balu dengan bantuan hibah dari GEF melalui Bank Pembangunan Asia sebesar US$5,2 juta atau setara dengan Rp72,8 miliar. Program ini disebut telah menghasilkan beberapa keluaran dan pencapaian untuk mendukung model inovasi pembangunan.