Catatan Fakhruddin Halim
Minggu 03 – 11 – 2019
SEKITAR pukul 13.25 Wib kapal melambat, terdengar membentur benda keras. Dan akhirnya berhenti melaju.
Baru saja kami mengatasi kebosanan dengan harapan akan segera sampai Pelabuhan Pangkal Balam menjelang magrib atau selepas magrib kandas sudah.
Nahkoda Kapal Star Belitung memutuskan membuang jangkar sekitar dua atau tiga jam perjalanan ke Pangkal Balam.
Kapal bermuatan utama sekitar 38 buah truk ini sebelumnya dari Pelabuhan Tanjung Priok dijadwalkan berangkat Sabtu/02/11/2019 pukul 14.00 Wib. Kenyataannya baru angkat jangkar pukul 19.24 Wib.
Ada beragam alasan yang berdedar mulai dari menunggu muatan penuh sampai kepada lambatnya menunggu izin dari otoritas pelabuhan.
“Biasalah kalau hari libur kapal seting terlambat. Soalnya pegawai kan libur, jadi sangat tergantung dengan mereka,” kata salah seseorang yang duduk disamping saya di dek kapal.
Memang menjelang magrib satu unit mobil double kabin berhenti di dermaga tepat di samping kapal. Tiga orang berseragam kementerian turun. Dua laki-laki, seorang perempuan yang langsung mengambil gambar menggunakan androidnya.
Dua orang lainnya berbincang dengan pengurus kapal, lalu memeriksa kapal. Sekitar sepuluh menit kemudian mereka naik kapal diikuti rombongan pengurus kapal yang sejak siang menunggu.
Saya tidak ikut naik, meski diperintahkan salah seorang naik. Saya memilih mengobrol dengan penjual kopi sembari menghabiskan sisa kopi.
Tak lama berselang, terdengar suara orang berbicara melalui pengeras suara kapal. Tak jelas apa yang diomongkan. Cukup lama tiga orang tadi di atas kapal.
Sekitar setengah jama ketiganya turun, kapal pun angkat jangkar.
“Wah terlambat berangkat kapal ini. Bisa-bisa jadwal tiba molor karena takut kapal kandas,” sepertinya dia ingin saya mendengarnya. Saya hanya diam saja.
***
“Nakhoda sengaja membuang sauh, parkir di daerah Beriga ini. Perairan di sini gak ada masalah, cuma memang pilihan tepat menurut kapten parkir disini, ” kata Bambang supir truk yang baru saja saya kenal ketika tadi kami salat Dzuhur berjamaah di Musala Al-Amin, Star Belitung.
Sebab, dia melanjutkan, kalau dipaksakan jalan, kapal tetap tidak bisa masuk pelabuhan Pangkal Balam. Bahkan kapal bisa kandas dan bisa robek kena batu karang.
“Itu berbahaya dan kalau sudah robek kapal harus masuk dok. Dan kalau sudah begitu perusahaan akan menyalahkan kapten. ”
Kalau parkir di sini kan aman dan bisa mancing. Toh kalau dipaksakan jalan paling pilihannya parkir di daerah Pasir Padi. “Tetap tidak bisa ngapain juga,” katanya.
Pelabuhan Pangkalbalam sangat tergantung dengan jadwal air pasang. Jadwal air pasang besok pagi.
“Jadi jadwal kapal bisa masuk Pangkal Balam besok pagi. Sekitar dua jam atau tiga jam sebelum Subuh maka, kapal ini akan berangkat menuju Pangkal Balam,” kata Bambang.
Kata kuncinya adalah Air Pasang besok pagi. Berangkat sekarang atau besok tetap hatus menunggu jadwal air pasang besok pagi.